FANS INTER MILAN: GREYSIA POLII, INTERISTI SEJAK 1997

 

Tahun 2021 ini Indonesia punya prestasi membanggakan dari olahraga, khususnya bulutangkis. Di ajang Olimpiade 2020 yang berlangsung di Tokyo, Jepang, pasangan ganda putri Greysia Polii dan Apriyani Rahayu memperoleh medali emas setelah mengalahkan pasangan China, Chen Qing Chen dan Jia Yifan, di final (2 Agustus 2021). Hasil ini merupakan sejarah baru bulutangkis Indonesia dengan emas pertama dari kategori ganda putri pada Olimpiade.

Kemudian muncul video viral yang mengejutkan para Interisti di Indonesia. Ternyata selama ini Greysia Polii merupakan penggemar Inter Milan. Dalam video berdurasi singkat itu, Greysia menyebut lantang, "Forza Inter! Yoi, Interisti nih, sejak lama. Sejak 1997."

 Ya, keberhasilan Gyresia yang seorang Interisti mendapat perhatian dari Inter Milan.

"Selamat kepada Greysia Polii dan Apriyani Rahayu! Terima kasih atas perjuangannya. Kalian luar biasa," tulis akun resmi Inter Milan, @inter_id di Twitter.

Bersamaan dengan itu, cuitan lama Greysia di Twitter kembali ramai. Salah satu yang mencuri perhatian adalah unggahannya pada 3 Mei 2015.

Greysia terlihat sedang terlelap. Yang menarik, wanita 33 tahun ini tidur dengan selimut bercorak Inter berwarna merah. Selain itu, ada juga gantungan kunci La Beneamata.

 Bahkan, pada 22 Mei 2010, Greysia juga sempat mengaku bahwa dia adalah Interisti. ia men-tweet: "Teman-teman sekalian.. Saya INTERISTI sejati dari tahun 1997 .. Hahahahahaha...".Saat itu, dia sedang menyaksikan final Liga Champions antara Inter vs Bayern Munich.

  Greysia Polii adalah salah satu pemain bulu tangkis Indonesia yang dikenal untuk kelas ganda putri. Ia lahir di Jakarta, 11 Agustus 1987 dari pasangan Willy Polii dan Evie Pakasi. Ia tinggal di Jakarta hingga ayahnya meninggal dunia saat ia berusia 2 tahun. Greysia kemudian pindah ke Manado, tempat ia menghabiskan masa kecilnya. Bakat bulu tangkisnya mulai muncul ketika ia berusia enam tahun. Konon, ibunya rela menjual bajunya untuk membelikan Greys kecil sebuah raket agar ia dapat berlatih secara maksimal.

 Demi kepentingan karirnya, pada tahun 1995, Greys dan ibunya pindah ke Jakarta untuk mendapatkan pelatihan dan kesempatan bermain bulu tangkis yang lebih baik. Ia kemudian bergabung ke klub bulu tangkis Jaya Raya Jakarta, hingga akhirnya masuk pelatnas sejak tahun 2003.

Di kelas ganda campuran, Greys pernah berpasangan dengan Muhammad Rijal dan Tontowi Ahmad. Sementara di kelas ganda putri, ia pernah dipasangkan dengan Heni Budiman, Jo Novita, Vita Marissa, Nitya Krishinda Maheswari, dan kemudian digantikan oleh Meiliana Jauhari. 

Bersama dengan Nitya Krishinda Maheswari, Greys berhasil meraih medali emas di Asian Games 2014 yang diselenggarakan di Korea Selatan. Sementara duet dengan Meiliana, menjadikan Greys menempati peringkat terbaik ke-8 sedunia untuk kelas bulu tangkis ganda putri.

Hingga akhirnya berpasangan dengan Apriyani Rahayu yang berusia jauh lebih muda (usia 23 tahun), Greys sukses mengharumkan nama Indonesia di pentas internasional usai memenangkan nomor ganda putri pada Olimpiade 2020. Mereka menjadi atlet putri asal Indonesia ketiga dan keempat yang memenangkan medali emas dalam ajang Oliampiade setelah Susi Susanti (1992) dan Lilyana Natsir (2016). Greys sendiri menjadi peraih medali emas bulutangkis putri tertua pada ajang Olimpiade, dalam usia 33 tahun dan 356 hari. 


 

(sumber: Wikipedia, dll)

Postingan Populer