Steven Zhang, Presiden Termuda Inter Milan


      Sebelumnya, banyak fans Nerazzurri yang beranggapan Erick Thohir tak lagi berkomitmen penuh kepada klub Inter Milan. Pengusaha muda itu dipandang hanya mengutamakan bisnis dan makin jarang menyaksikan pertandingan secara langsung di Italia, serta malah sibuk dengan dunia politik di negara asalnya Indonesia. Hingga akhirnya pada tahun 2016,Thohir menjual saham mayoritasnya kepada investor asal Cina, Zhang Jindong, pemilik perusahaan elektronik, Suning Holding Groups. 
      Suning sendiri bukan perusahaan sembarangan. Suning International, divisi luar negeri dari Holding Suning Groups, adalah perusahaan raksasa asal Tiongkok yang bergerak di bidang alat elektronik. Suning International berada di urutan kedua, 500 perusahaan terbaik di Tiongkok dengan pendapatan tahunan mencapai 557.875 milyar Renminbi atau setara 69 milyar Euro.
      Hal itu diakui oleh Marcelo Lippi, pelatih legendaris Italia yang mengarsiteki timnas Cina.
     “Suning sudah dikenal baik di sini (Cina)”, ujar Lippi. Ia justru mengingatkan rival klub sekota Inter, AC Milan yang ikut-ikutan menjual saham mereka kepada kelompok Sino Europa Sports (SES) yang dipimpin oleh Yonghong Li.
      “Tidak ada satu pun orang di Cina kenal dengan orang-orang ini. Sebaiknya saga ini dihentikan,” kata Lippi, dikutip sari Sport Italia (April 2017). Namun itu tidak digubris.
      Peringatan Lippi akhirnya terbukti. Belum genap setahun dinobatkan sebagai pemilik baru AC Milan, Yonghong Li dinyatakan bangkrut karena tidak sanggup melunasi hutang-hutangnya senilai lebih dari 600 juta euro. Parahnya, Yonghong Li mengakuisisi Milan dari tangan Silvio Berlusconi dengan cara berhutang dengan Elliott Management dan sebuah otoritas jasa keuangan.
      Padahal optimisme sempat membubung tinggi di kalangan Milanisti, karena I Rossoneri mengindikasikan akan berbelanja besar di bursa transfer agar secepatnya kembali ke Liga Champions. Malah ada seorang fans asal Indonesia yang berkoar “Kalau Yonghong Li sudah bersin keluar duit dari lubang hidungnya, Neymar pun bisa dibeli.” Apa daya, mimpi tak seindah kenyataan… hee.


      Kembali ke Suning, di awal pembelian saham Inter sang pemilik Zhang Jindong pernah mengatakan pada konferensi pers,"Saya sangat tertarik menjadi bagian dalam sejarah FCIM (Inter Milan) dan saya yakin kalian juga sama tertariknya."
       Suning baru masuk di sepak bola sekitar setahun lalu dan sekarang mulai membeli Inter Milan.
     Menurutnya, pembelian saham Inter Milan ini merupakan peluang besar bagi pihaknya. "Kami sangat berterima kasih kepada Inter Milan karena telah memilih Suning di antara sejumlah kandidat," tutur Zhang Jindong."Kami percaya Inter Milan akan menjadi klub yang semakin internasional. Kami akan membuat klub lebih kuat."
      Inter Milan memiliki sejarah dan pemain-pemain hebat. "Kami ingin mengikuti model itu dan kembali kepada kejayaan masa lalu," ungkap Jindong.
      Dalam wawancara lain dengan Inter Channel, Zhang Jindong menjelaskan beberapa hal terkait pengambilalihan itu. Ia menilai La Beneamata klub yang terbuka untuk semua orang di dunia.
      "Nerazzurri dengan brothers of the world. Itu visi yang sangat mirip dengan Suning," kata Zhang Jindong, dikutip dari Football Italia.
      Suning juga melihat kedekatan Inter dengan Cina. Kubu Biru Hitam. menurut Zhang Jindong, memiliki ikatan emosi dengan negeri Tirai Bambu.
      "Inter klub Eropa yang pertama datang ke Cina. Mereka mengembangkan sepak bola di Cina, dan memiliki penggemar paling banyak di sana," ujarnya menambahkan.
      Suning menargetkan mengembalikan kejayaan Inter yakni merajai Italia dan Eropa. 
     "Itulah satu-satunya cara mendapatkan tempat dimana Inter seharusnya berada," tutur Zhang Jindong.
       Memiliki keuntungan per tahun yang mencapai US$20 miliar, Suning merupakan pemilik klub Liga Super China, Jiangsu Suning, yang sempat menggegerkan bursa transfer lantaran mendatangkan pemain bintang dari daratan Eropa. Pada bursa transfer musim dingin 2016, Jiangsu Suning sukses mendapatkan tanda tangan Alex Teixeira dan Ramires, dalam kesepakatan transfer yang mencapai US$88,6 juta.


      Sempat tetap menjadi Presiden Inter Milan walau sudah tidak memiliki lagi saham mayoritas, akhirnya posisi Erick Thohir digantikan oleh putra Zhang Jindong, Steven Zhang. Pada tanggal 26 Oktober 2018, Steven Zhang resmi menjadi presiden termuda dalam sejarah klub I Nerazzurri dalam usia 26 tahun.
     Kini setelah ia menjabat sebagai presiden klub,Steven Zhang akan memulai era baru Inter, khususnya dalam mengembalikan kejayaan La Beneamata.
      “Saya sangat bangga memimpin klub ini ke era baru,” ujar Steven Zhang melalui laman resmi Inter. “Saya merasa bertanggung jawab untuk memuaskan hasrat jutaan penggemar di seluruh dunia, dan saya lebih dari siap untuk menerima tantangan dalam hal ini.”
      “Kami akan terus menjadikan performa olahraga sebagai fokus perhatian nomor satu kami, dan memastikan tim memiliki semua dukungan terbaik yang diperlukan untuk bersaing dan menjadi sukses di tingkat tertinggi dari permainan internasional dan domestik,” sambung Steven Zhang.
      Steven Zhang juga ingin menjadikan Inter sebagai perusahaan yang kuat dan menjadi pemimpin di bidang teknologi. “Kami akan terus memperbesar lingkup bisnis kami secara global. Dan kami akan terus mengeksplorasi kemungkinan manajemen digital dan komunikasi digital, untuk menjadikan Inter sebagai pemimpin di bidang teknologi.”
     “Saya percaya bahwa dengan bantuan Anda, saya siap untuk mengambil langkah selanjutnya. Bersama-sama kita dapat membawa klub ini ke era baru kesuksesan,” pungkasnya.
     Steven Zhang yang lahir Nanjing, China pada 21 Desember 1991, dengan nama asli Zhang Kangyang.. Meski Zhang Jindong sang ayah merupakan pengusaha sukses, namun bukan berarti Steven Zhang mendapatkan jabatannya dengan mudah tanpa mengetahui dunia bisnis. Zhang merupakan pemegang gelar Sarjana Ekonomi dari The Wharton School of the University of Pennsylvania setelah dirinya mengambil kuliah di bidang keuangan. 
       Sebelum berkarir bersama Suning Group, Steven Zhang pernah bekerja sebagai analis di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang investasi perbankan, Morgan Stanley dalam divisi Investment Banking and Capital Markets. Saat itu ia menjadi spesialis dalam bidang penawaran umum perdana (IPOs) serta merger dan akuisisi (M&As). Istimewanya, Steven Zhang dianggap sebagai salah satu pebisnis muda yang berpengaruh di negaranya. Ia juga termasuk dalam daftar ‘40 Under 40’ yang dirilis oleh majalah Fortune China dalam rentang tahun 2017-2018.
      Saat Zhang Jindong membeli mayoritas saham Inter di tahun 2016, Steven Zhang menjadi salah satu dari sembilan orang perwakilan Suning Holdings Group yang turun mengelola manajemen klub. Dia malah ikut aktif dalam beragam proses negosiasi pembelian Inter.


      Pada Oktober 2019, Steven Zhang merayakan satu tahun menjabat sebagai presiden klub Inter Milan. Setelah setahun berkuasa menjadi orang nomor satu di Inter Milan, Steven Zhang mengaku sangat bangga dengan pencapaian yang diraih I Nerazzurri, baik secara finansial maupun permainan di atas lapangan.
      “Saya ingin berterima kasih pada semua fans yang terus mendukung kami dengan hasrat yang luar biasa. Saya juga ingin menyampaikan terima kasih pada semua pemain, pelatih, dan staf yang selama ini telah bekerja keras,” kata Steven Zhang, dikutip dari laman Tribal Football.
      Steven Zhang menyebut, jabatan sebagai presiden klub Inter Milan membuatnya harus bekerja dengan penuh tanggung jawab. Pria kelahiran Nanjing, China, itu pun memuji perkembangan I Nerazzurri di era kepemimpinannya. “Sebagai presiden Inter Milan saya memiliki tanggung jawab yang besar. Hari ini, pemasukan kami dua kali lebih besar sebelum Suning datang. Sekarang kami menatap masa depan yang sebelumnya hanya bisa kami impikan,” tegasnya.
       Kedatangan Suning Holdings Group yang kini menguasai hampir 70 persen saham Inter Milan memang membawa harapan baru bagi penghuni Stadion Giuseppe Meazza tersebut. Selain lebih kuat secara finansial, Handanovic dkk juga kembali tampil garang dalam beberapa musim terakhir. Setelah aman dari regulasi Financial Fair Play (FFP) pada musim 2019-2020, Inter baru berani jor-joran dengan membeli pemain bintang macam Romelu Lukaku dan Christian Eriksen. Efeknya, rasa optimisme Interisti membuncah dan bergairah kepada klub kesayangannya yang ditandai animo penonton yang tinggi memenuhi stadion, menjadi jumlah yang terbanyak di Serie-A. 

(sumber: dari berbagai laman).





Postingan Populer