Situs, Blog, Medsos tentang Inter Milan: Semua Karena Cinta
Baru beberapa bulan ini saya ngeh (sadar) kalo Tabloid Soccer sudah lama nggak terbit sejak Oktober 2014. Wah, kemana saja saya ya.. hee. Sedikit flashback, sekitar awal tahun 2000-an Tabloid Soccer menjadi salah satu acuan saya untuk mendapatkan informasi seputar dunia sepakbola, jadi paham n "pinter", khususnya perkembangan Inter Milan. Maklum saat itu internet masih jadi barang mahal, mesti ke warnet, atau handphone pun kudu mewah dan canggih. Jadi setiap Kamis sore saya sudah mengayuh sepeda menuju kios koran kenalan saya, kadang mesan dulu supaya nggak kehabisan. Uang jajan sengaja disisipkan sekitar lima ribu perak setiap minggu, dan ditambah jika ada edisi khusus. Percaya atau tidak, perasaan ini begitu sumringah jika Soccer sudah ada digenggaman, pengen buru-buru baca dirumah. Penasaran ingin tahu apa berita terbaru (apalagi jika bursa transfer dibuka, pemain mana yang masuk dan keluar, seperti heboh kala kemana David Beckham pergi dari MU), trus apa bonus posternya (apalagi kalo tim Inter, senangnya bukan main). Lebay memang, hee, tapi begitulah adanya. Di Soccer waktu itu ada tulisan khas dari Angryanto Rachdyatmaka di kolom Injury Time yang memandang sepakbola dan pelakunya secara manusiawi serta mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari; rubrik Playmaker tentang profil pemain yang biasanya lagi jadi sorotan, plus kolom Rising Star untuk pemain muda berbakat (seperti kemunculan Cristiano Ronaldo yang tadinya nobody menjadi somebody), Soccer Classic untuk cerita pertandingan n pemain/pelatih lawas, halaman Soccer Corner about all football, kolom kartun lucu Soccer Blooper, dan lain sebagainya. Koleksi Soccer saya pun menumpuk di rak.
Ya, semuanya jadi memori. Sesuai prediksi lampau, di masa depan media cetak akan kalah bersaing dengan media digital. Tabloid Soccer lambat laun pun mulai ditinggal para pelanggannya. Banyak orang, termasuk saya, mulai beralih mengakses berita sepakbola ke internet yang lebih cepat dan update, seperti situs Goal.com. Walau sensasinya memang tak lagi sama.
#Situs
Kembali ke laptop, eh salah, ke judul. Perkembangan media digital, dunia maya saat ini memang luar biasa. Semua tifosi bisa "berhubungan" dengan klub kesayangannya secara mudah, seakan tanpa batas dan sekat. Informasi terbaru klub begitu banyak bertebaran di situs-situs berita nasional. Kalo nggak ada siaran langsung pertandingan di tv, bisa nonton via live streaming (asal kuat modal kuota-nya n kenceng sinyal). Nggak sempet nonton tadi malam, besoknya sudah bisa lihat highlight di Youtube, atau mungkin pengen lihat pertandingan lawas jaman dulu. Bersosialisasi sesama fans pun gampang melalui media sosial.
Laman www.inter.it merupakan situs resmi klub Inter Milan. Namanya juga resmi, berita yang disampaikan disini pasti benar dan bukan gosip. Untuk mempermudah para Interisti yang ada di seluruh dunia, situs ini tidak hanya menggunakan bahasa Italia, tapi juga Inggris, Indonesia, Jepang, Spanyol, dan Cina. Di Inter.it, selain informasi tentang data klub, jadwal dan hasil pertandingan, akademi dll, fans juga bisa memesan tiket nonton di Giuseppe Meazza dan merchandise berupa kostum, mugs, slayer, dan aksesoris lainnya.
Bila merasa kurang puas dan tak lengkap, Interisti boleh mencoba situs tak resmi atau unofficial website macam Inter Emotional Site dengan meng-klik www.interfc.it. Laman ini memang hanya menggunakan bahasa Italia, tapi fans bisa menerjemahkannya menggunakan Google translate. Malah situs ini terasa lebih full dan menarik karena menampilkan data dan fakta Inter Milan secara lengkap dari mulai sejarah berdirinya klub, stadion Giuseppe Meazza, urutan pelatih dan presiden, sampai skuad pemain legendaris n kostum dari masa ke masa.
Ada satu situs lagi bernama Nerazzurri Ale yang digarap cukup serius dan eksis guna memanjakan Interisti yang membutuhkan berita-berita terbaru (entah itu resmi atau masih rumor) seputar klub kesayangannya, dll.
Memang ada begitu banyak situs tak resmi di dalam dan luar negeri, dan jelas para pengelolanya harus menaati kode etik dimana berita yang disampaikan tidak boleh menyimpang dari fakta yang sebenarnya, serta dilarang keras memuat hal-hal yang memojokkkan Inter Milan.
#Blog
Jika fans ingin mengetahui informasi seputar Inter Milan (misalnya tentang La Grande Inter tahun 60-an, dsb) lalu mencarinya di Google, maka nantinya muncul banyak artikel sejenis (bahkan isinya cenderung mirip, malah persis 100 persen, hee). Dan itu biasanya terdapat di blog-blog. Seperti saya, blog tersebut merupakan sarana menyalurkan hobi menulis, sekaligus wadah berekspresi sebagai Interisti, tanpa ada maksud komersil. Ada bertebaran nama-nama keren blog seputar La Beneamata di negeri ini. Satu yang digarap serius misalnya Inter Milan Indonesia.
Masalah yang dihadapi oleh blogger pribadi memang soal eksistensi. Sampai kapankah mereka bertahan untuk terus ngeblog dan melakukan pembaruan isi artikel. Banyak blog yang sudah ditinggalkan selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Ya, karena bukan dikerjakan oleh profesional dan tidak untuk menghasilkan uang, kebanyakan blog mati suri memang dilakukan oleh pribadi atas dasar hobi. Mungkin juga tak sempat karena disibukkan pekerjaan. Saya sendiri juga begitu. Blog ini sudah setahun lebih saya tinggalkan. Selain sibuk mengais rejeki (inipun posting karena sedang liburan), saya pribadi suka nggak mood n sering dihadapkan pertanyaan: buat apa saya menulis, ngeblog?
Well, mayoritas isi blog pribadi tentang klub olahraga memang tak orisinal. Isi postingan terkadang adalah hasil copy paste dari situs atau blog lain. Saya sendiri juga mengakuinya. That's okay, masih dimaklumi, asal jangan ekstrim meng-copy paste mirip 100 persen, lalu mengakuinya sebagai karya sendiri. Meniru, menyadur boleh, asal jangan menjiplak. Kasih sedikit kreasi-lah. Terus kalo bisa menyebutkan sumber tulisan yang menjadi bahan rujukan.
#Media Sosial
Media sosial menjadi sarana efektif buat fans untuk "dekat" dengan klubnya, atau sesama Interisti, misalnya lewat twitter, instagram, atau facebook. Dan semuanya made in Indonesia. Walau cuma tifosi layar kaca (cuma bisa nonton pertandingan Inter di televisi, bukan nonton langsung di stadion), tapi soal kreatifitas dan loyalitas Interisti Indonesia patut diancungi jempol dan tak kalah die hard dengan yang di Italia sana.
Untuk twitter ada akun resmi F.C. Internazionale berbahasa Indonesia di @inter_id yang diikuti 59,4 ribu followers. Bisa nge-tweet juga di Nerazzurriale.com (@Nerazzurri_Ale) dengan 13,4 ribu followers. Kalo yang buatan lokal mah bejibun: Inter Club Indonesia (@InterClubIndo), Inter Channel, Twinter Indonesia, Interisti Kaskus, dan sebagainya.
Instagram sebagai aplikasi berbagi foto juga menjadi media klub. Yang resmi ada F.C Internazionale Milano (@inter) diikuti 1,4 juta followers. Inter Club Indonesia juga punya.
Last, facebook turut menjadi media mumpuni, terbagi atas grup dan halaman (fanspage). Kalo untuk grup sebaiknya untuk sesama Interisti satu daerah saja, biar enak komunikasi dan berinteraksi mau ngadain kegiatan apa (nobar, main futsall, dll). Nggak ada gunanya ikut grup yang isi orangnya fans beda klub (apalagi Serie-A), yang ada malah debat omong kosong dan bikin naik darah. Nggak dapat duit, kayak orang kurang kerjaan aja.
Kalo halaman (fanspage) di facebook kadang bisa jadi bahan rujukan buat tahu perkembangan Inter Milan. Yang resmi dan berbahasa Italia ada fanspage F.C Internazionale Milano yang disukai oleh 6,1 juta orang. Nah yang mau tahu seputar Inter Milan yang dibumbui rumor dan gosip, silahkan sukai fanspage buatan lokal, hee. Bertebaran. Pengikutnya juga banyak, mencapai angka 60 ribuan orang.. wow, emejing. Tapi jangan tertipu, yang nge-like halaman tersebut bukan semuanya Interisti sejati, hee. Ada banyak orang munafik disana, yang pura-pura nge-like padahal sebenarnya fans penyusup dari klub lain (biasanya seteru abadi Inter macam Juventus dan AC Milan). Kebanyakan juga make akun palsu. Tujuannya sih jelas memprovokasi. Begitu ada postingan mereka langsung ngasih komentar sinis dan menghina, lalu Interisti yang tak terima membalas dan terjadilah perang urat syaraf. Ckckck... wkwkwk, lucu bingit. Saat admin fanspage memposting tulisan yang menyudutkan klub lawan, seketika mereka (para penyusup) mencak-mencak tak terima, lalu menyebut admin tak profesional. Lah mas bro, ini fanspage, fanspage siapa? Hee. Siapa juga suruh kalian nge-like dan baca. Tapi saya yakin, para penyusup tersebut adalah para bocah ingusan, anak alay kemarin sore yang setiap saat megang HP buat buka medsos, juga tifosi abal-abal yang hanya ada jika klubnya berjaya. Dan pastinya mereka para PENGANGGURAN! Jelas, kalo mereka ada aktivitas dan pekerjaan, orang dewasa yang sibuk mencari rejeki, pasti takkan begitu. Intinya: KURANG KERJAAN atau memang TAK ADA KERJAAN! Titik.. hee. Tapi maklumlah, namanya juga Indonesia, maka tak heran kalo negeri ini sampai ratusan abad dijajah karena mudah menghasut dan di adu domba. Dan mestinya, Interisti juga tak mudah terprovokasi.
Salah satu fanspage lokal yang cukup eksis di facebook mengabarkan Inter adalah Dunia Interisti. Saya salut dengan adminnya yang tidak digaji dan dapat iklan komersil, tapi setia memposting ditengah kesibukan mereka. Itupun masih ada sebagian followers yang protes dan mencela seakan-akan mereka membayar. Bicara memang mudah, tapi aksi? Nol besar.
Yup, apapun itu blog, medsos, para pengelolanya tidak mengharapkan imbalan. Mereka melakukannya atas dasar minat, hobi, dan kepuasan pribadi. Dan dasar semuanya karena cinta Inter Milan. (sumber: Soccer, dll)