Catenaccio yang Melambungkan Inter Milan ke Puncak Kejayaan
Catenaccio dalam bahasa Italia berarti "kunci gerendel" (kalau kau tulis di Google translate artinya "baut"). Catenaccio merupakan sistem permainan dengan pertahanan yang terorganisir dan efektif agar lawan kesulitan menyerang atau mencetak gol. Ciri khusus dalam sistem ini adalah penempatan seorang libero (dalam bahasa Italia artinya "bebas") atau sweeper yang berdiri bebas tepat di belakang tiga pemain belakang dan di depan penjaga gawang. Tugas utama seorang bek libero adalah menghentikan pergerakan penyerang lawan dan membuang bola yang berada di wilayah pertahanannya. Dengan strategi tersebut, serangan balik sangat ditekankan. Biasanya dari wing back atau dari tengah. Disamping umpan jarak jauh yang akurat.
Sebenarnya catenaccio bukan ide murni Herrera. Adalah Karl Rappan, pelatih Timnas Swiss era 1930-an yang pertama kali menggagas konsep dan menerapkan pendekatan taktik semacam itu. Dasar catenaccio yang disebut verrou milik Rappan tersebut menerapkan formasi 2-3-5 yang menitikberatkan pada sistem pertahanan berlapis. Strategi Rappan berhasil membawa Swiss menembus perempat final Piala Dunia 1938 dengan mengalahkan Jerman pada putaran pertama.
Pemikiran Rappan pun menyebar hingga daerah selatan Eropa, termasuk Italia. Pada tahun 1947, pelatih Giuseppe Viani menempatkan seorang libero saat mengarsiteki klub kompetisi level dua, Salernitana hingga mampu promosi ke Serie-A. Bahkan bukan cuma klub kecil, taktik ala Rappan juga dipakai klub elite. Waktu diarsiteki Nereo Rocco dalam dua periode (1961-1963, 1967-73), AC Milan yang memakai sistem permainan bertahan menuai banyak kesuksesan dengan meraih 2 scudetto, 2 Piala Champions, 2 Piala Winners, 1 Piala Interkontinental, dan 3 Piala Italia.
Entah terinspirasi dengan prestasi rival sekota itu atau tidak, anehnya paham catenaccio justru lebih populer dan mendunia ketika Herrera menggunakannya bersama La Grande Inter-nya. Orang-orang lebih mengenang catenaccio sebagai ciri khas Nerazzurri, bukan AC Milan. Berkat catenaccio, Inter mengalami masa keemasan dalam sejarah mereka. Permainan mereka memang kurang atraktif, namun sangat efektif dan mematikan.
Catenaccio ala Inter bukan sekedar pertahanan gerendel yang solid. Herrera memodifikasinya dengan memasukkan unsur fleksibilitas pemain untuk melakukan serangan balik cepat dalam formasi 5-3-2. Dengan memupuk kreativitas pemain, Herrera menegaskan kalau taktik catenaccio-nya bukan bertahan total saja dengan melupakan serangan. Buktinya musim 1965-67, La Beneamata justru paling produktif dengan jumlah 70 gol!
Kesuksesan Inter membuat paham catenaccio ditiru oleh klub-klub lain, bahkan oleh Timnas Italia. Bertahun-tahun kemudian Italia terkenal dengan pertahanan kuat yang menjadi ciri khas negara mereka. Konon anak-anak sana lebih bangga menjadi bek ketimbang posisi lain di permainan sepakbola. Inter menjadikan catenaccio gaya bermain khas Timnas Italia, layaknya Total Football-nya Ajax Amsterdam menjadi trade mark Belanda, atau Tiki Taka ala Barcelona yang membuat Spanyol sukses.
Gaya bermain suatu klub memang selalu ada masanya. Tak selamanya taktik tertentu berjaya, digantikan oleh taktik lain. Termasuk catenaccio yang hanya bertahan empat tahun di Inter. Mungkin saja pelatih lawan sudah menemukan cara mengatasi strategi Herrera. Setelah meraih scudetto di musim 1965-67, The Great Inter asuhan Herrera tak pernah lagi juara Serie-A sampai ia pergi tahun 1968. Bahkan, mereka kalah di final Piala Champions 1966-67 melawan Glasgow Celtic yang lebih menyerang.
Namun yang pasti, catenaccio telah berhasil melambungkan Inter ke langit tujuh. Dan meski ia bukan penemunya, tapi nama Herrera akan tetap disebut pertama bila orang membahas pertahanan gerendel ala catenaccio.
(sumber: Wikipedia, Kompas.com, Tirto.id, Tabloid Soccer, dll)
Baca selengkapnya di artikel "Grande Inter: Pertahanan Gerendel dan Ambisi Berjaya di Eropa", https://tirto.id/dljZ
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejarah Catenaccio, Taktik Pertahanan Gerendel Khas Italia", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/sports/read/2021/05/07/09000058/sejarah-catenaccio-taktik-pertahanan-gerendel-khas-italia?page=all.
Penulis : Ervan Yudhi Tri Atmoko
Editor : Ervan Yudhi Tri Atmoko
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejarah Catenaccio, Taktik Pertahanan Gerendel Khas Italia", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/sports/read/2021/05/07/09000058/sejarah-catenaccio-taktik-pertahanan-gerendel-khas-italia?page=all.
Penulis : Ervan Yudhi Tri Atmoko
Editor : Ervan Yudhi Tri Atmoko
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejarah Catenaccio, Taktik Pertahanan Gerendel Khas Italia", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/sports/read/2021/05/07/09000058/sejarah-catenaccio-taktik-pertahanan-gerendel-khas-italia?page=all.
Penulis : Ervan Yudhi Tri Atmoko
Editor : Ervan Yudhi Tri Atmoko
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWTugas utama seorang sweeper adalah menghentikan pergerakan penyerang lawan dan membuang bola yang berada di wilayah pertahanannya