Internazionale Story: Musim 1964-1965 Scudetto Ke-9
Musim yang begitu luar biasa bagi Inter Milan. Mereka tidak hanya digdaya di Italia, tapi juga Eropa dan dunia. Mereka menjadi penguasa 3 ajang sekaligus: Serie-A, Piala Champions, dan Piala Interkontinental!
Diawali oleh turnamen Piala Interkontinental yang mempertemukan juara Piala Champions (kejuaraan antar klub di Eropa) dengan juara Piala Libertadores (kejuaraan antar klub di Amerika Latin). Nerazzurri yang merupakan pemenang Piala Champions 1963-64 menghadapi Independiente, klub asal Argentina sang kampiun Piala Libertadores 1964. Pada leg-1 (9 September 1964) yang diadakan di Stadion Estadio Libertadores de America (Avellaneda), Independiente menang 1-0 atas Inter. Kemudian di leg-2 (23 September 1964) di Stadion San Siro (Milan), gantian tim asuhan Helenio Herrera yang unggul 2-0. Karena waktu itu belum ada aturan perhitungan agregat gol, maka dilakukanlah laga ke-3 sebagai partai play-off untuk menentukan juara. Berlangsung di tempat netral Stadion Santiago Bernabeu (Madrid) tiga hari kemudian (26 September 1964), Inter mengalahkan Independiente 1-0 via gol tunggal Mario Corso dan berhak memboyong pulang trofi Piala Interkontinental.
Di kompetisi lokal Liga Italia, Facchetti dkk sudah bisa move on melupakan kegagalan mereka meraih scudetto musim sebelumnya yang ditentukan oleh partai play-off lawan Bologna. Dengan mengumpulkan 54 poin (22 menang, 10 seri, dan 2 kalah), Inter menjadi jawara Serie-A 1964-65. Pesaing terdekat kali ini adalah rival sekota, AC Milan dengan hanya selisih tiga poin. Di pertemuan pertama, Inter memang menyerah kalah 0-3 dari Rossoneri. Tapi di pertemuan kedua (28 Maret 1965), gantian La Beneamata yang balas dendam dengan menggasak Milan 5-2. Pertandingan tersebut menjadikan momen penting bagi Inter yang tadinya tertinggal angka untuk menempel Milan dengan selisih satu nilai sekaligus membuka peluang juara. Hingga akhirnya Nerazzurri yang terus menang memanfaatkan situasi saudara tiri mereka yang mengalami dua kali kekalahan, guna memastikan gelar scudetto ke-9. Sementara itu dengan koleksi 17 gol-nya, Sandro Mazzzola tampil sebagai topskor Serie-A bersama Alberto Orlando (Fiorentina).
Satu lagi prestasi membanggakan adalah Piala Champions. Sebagai juara bertahan, Inter masih tak terbendung meraih gelar dua kali beruntun mereka dengan mengalahkan Benfica 1-0 di final.
Sayang di kompetisi lain Piala Italia, Inter kalah 0-1 dari Juventus pada partai final (29 Agustus 1965). Karena jika menang, tentu ini bakal menjadi raihan Treble Winners pertama yang bersejarah. Tapi lupakan, Piala Italia tersebut kejuaraan kurang bergengsi yang tidak akan melunturkan kehebatan Inter menguasai dunia saat itu secara luar biasa!
(sumber: Wikipedia, Bolavaganza, Worldfootball.net, dll)