Kami adalah Interisti!!!


    Tifosi Inter Milan disebut Interista atau Interisti. Kata Interista digunakan untuk bentuk tunggal, misalnya untuk mengatakan, "Saya adalah Interista!". Sedangkan kata Interisti digunakan untuk bentuk jamak, misalnya untuk menyebutkan, "Kami adalah Interisti!".
    Di Stadion Giuseppe Meazza, para Interisti  menghuni Curva Nord (tribun bagian utara). Disana ada beberapa kelompok Ultras yang selalu setia mendampingi Inter di setiap laga. Mereka terkenal fanatik dan loyal. Hal ini pernah diakui mantan kapten rival AC Milan, Paolo Maldini.Ya, seberingas-beringas kelompok Ultras, tapi mereka tak pernah menghina pemain klub mereka sendiri seperti yang pernah dirasakan Maldini dipertandingan terakhirnya sebelum pensiun. Padahal jasa bek terkenal Italia itu begitu besar bagi klubnya, tapi masih saja ia diejek oleh Milanisti, fans timnya sendiri.
    Jangan remehkan keberadaan kelompok Ultras di Curva Nord. Sebagai pendukung Inter paling loyal, ternyata mereka memiliki hak suara untuk ikut menentukan kebijakan klub. Mereka terorganisir, bahkan cenderung menyerupai sebuah organisasi politik.
    Mau bukti? Pada bursa transfer kedua Januari 2014, manajemen Inter terpaksa membatalkan penjualan Freddy Guarin ke Juventus karena protes keras Interisti dengan alasan merasa hal ini justru akan menambah kuat si musuh bebuyutan. Padahal rencana transfer Guarin yang akan dibarter dengan striker Mirko Vucinic itu hampir rampung. 
    Ya, bila tidak dituruti ditakutkan tindakan anarki terjadi. Sebab kelompok Ultras tak segan-segan berbuat onar untuk menunjukkan bentuk protes mereka kepada pemain atau klub. Mantan penyerang Inter, Christian Vieri pernah merasakan restorannya dilempari bom molotov oleh oknum suporter pada Februari 2004, karena kecewa terhadap penampilan buruk dirinya dan kawan-kawan di lapangan.
    Kecewa dengan performa buruk Inter juga pernah menjadi alasan kelompok Ultras melakukan kerusuhan di stadion Giuseppe Meazza. Pada leg kedua perempat final Liga Champions musim 2004-05 melawan tim sekota AC Milan (12 April 2005), saat Inter tertinggal 0-1, para Ultras melempar kembang api menyala dan botol minuman plastik ke dalam lapangan. Stadion jadi membara.  Bahkan salah satu kembang api mengenai bahu kanan kiper Milan, Dida dan membuat lubang bakar di kostum bagian pundak, sehingga Dida harus mendapat perawatan medis. Pertandingan pun terpaksa dihentikan wasit pada menit ke-75. Dan akibatnya, Inter dinyatakan kalah 0-3 dan dihukum oleh UEFA tidak boleh menjadi tuan rumah Liga Champions 2005-06 selama empat pertandingan, dan dihukum denda 132.000 pounds. Ya, fanatik boleh-boleh saja, tapi jangan sampai berlebihan dan berbuat anarki yang merugikan.


    Berikut beberapa kelompok tifosi Inter yang menghuni Curva Nord :

1. Boys S.A.N (Squadre d'Azione Nerazzurre)
    Berdiri tahun 1969, kelompok tertua ini mengambil nama Boys dari nama anak nakal di sebuah komik berjudul serupa. Boys S.A.N terbentuk meneruskan ide pelatih Inter saat itu, Helenio Herrera yang menginginkan terbentuknya sebuah kelompok suporter yang teroganisir dengan rapi.

 
    


2. Ultras Inter (Forever Ultras)
     Berdiri sejak 1975 dengan nama Forever Ultras, sebelum diganti menjadi Ultras Inter pada 1995. Pelopornya adalah dua orang pemuda bernama Luciano dan Curzio, yang pertama kali memunculkan spanduk bertuliskan Forever Ultras di Curva Nord, tepat  berdampingan dengan Boys S.A.N.




3. Viking Inter
    Terbentuk tahun 1984, Viking dikenal sebagai salah satu pendukung beraliran sayap kanan yang paling loyal di Italia. Sayang, mereka kerap bersikap rasis. Viking menjadi sangat menonjol di Curva Nord dengan identitas bendera paling besar di  antara kelompok suporter Inter lainnya.


4. Brianza Alcoolica
    Diresmikan tahun 1985, kelompok ini dipelopori oleh beberapa orang yang merasa tidak cocok dengan segala kekerasan di Curva Nord. Brianza punya idealisme untuk menciptakan hiburan di stadion.


5. Irriducibili 
    Berdiri sejak 1988, kelompok yang juga dikenal sebagai "Skins" ini paling kontroversial. Dipengaruhi alkohol, mereka tak segan untuk langsung membuat kericuhan dengan menyerang lawan yang datang ke Giuseppe Meazza. Ciri khas Irriducibili adalah maskot anjing hitam sebagai lambang keonaran bernama Muttley. Dengan slogan "Non basta essere Bravi bisogna essere I migliori" (untuk menjadi yang terbaik, tidak cukup dengan bersikap baik), tak heran jika Irriducibili kerap berbuat rusuh di stadion.




6. Milano Nerazzurra
    Walau lebih kecil, namun kelompok ini mampu tampil mencolok melalui koreografinya di sisi kiri Curva Nord. Milano Nerazzurra juga mendapat julukan "Potere Nerazurro" atau Si Hitam Biru yang Kuat. Berdiri sekitar akhir tahun 80-an, kelompok ini memang telah menyatakan ketidakcocokan mereka dengan kelompok Boys S.A.N. Tak heran jika letak kedua kelompok tersebut berjauhan, yang satu di sisi kiri, dan yang satunya di sisi kanan.


7. Boys Sez Roma 
    Meski Boys Sez Roma lahir dari sekelompok laki-laki yang berasal dari Kota Roma, mereka justru merupakan pendukung fanatik Inter. Berdiri pada 1979, kelompok ini membatasi anggotanya di usia 18-30 tahun. Boys Sez Roma mengambil posisi di sebelah kanan Curva Nord dan berhubungan sangat dekat dengan Boys S.A.N.



     Apapun nama kelompoknya yang penting minumnya teh botol Sosro, eh salah.. hee, yang penting semuanya satu keluarga besar Interisti pecinta Inter Milan. Forza Inter! (sumber: tabloid Soccer).



 

Postingan Populer