Stadion Giuseppe Meazza
Berdiri : 19 September 1926
Alamat : Via Piccolomini 5, 20151 Milan
Kapasitas : 82.955 kursi
Ukuran lapangan : 105 m x 68m
Luas bangunan : 40.000 m2
Total luas stadion : 48.000 m2
Inilah markas Inter Milan dan AC Milan. Stadion ini dicetuskan oleh Piero Pirelli, Presiden AC Milan saat itu, dan mulai dibangun pada 1 Agustus 1925. Pirelli ingin menunjukkan kepada warga Kota Milan bahwa mereka sudah punya stadion sendiri. Pembangunan diserahkan kepada dua arsitek lokal, Ulisse Stacchini dan Cugini, dan selesai pada 15 September 1926.
Stadion ini diberi nama Nuovo stadio Calcisto San Siro atau lebih dikenal sebagai San Siro. Nama San Siro diambil dari nama gereja kecil yang terletak di dekat lokasi stadion. Kapasitas pertamanya 20 ribu tempat duduk. Arsitekturnya dipengaruhi gaya Inggris kuno, dengan karakteristik ada pada empat tribun bebas tanpa atap yang mengelilingi stadion.
San Siro diresmikan tepat pada 19 September 1926, dengan dibuka oleh oleh pertandingan derby Milano, dimana Inter Milan menaklukkan AC Milan dengan skor 6-3... wow.
Semula San Siro adalah kandang bagi AC Milan, belum menjadi markas bersama dengan Inter. Jauh sebelumnya I Nerazzurri masih menggunakan Stadion Arena Napoleonica, di sebelah utara pusat Kota Milan. Hingga pada tahun 1935, AC Milan mengalami kebangkrutan dan harus menjual stadion ini kepada pemerintah Kota Milan. Inter kemudian menyewa stadion ini dari pemerintah Kota Milan pada tahun 1947. Sejak itu stadion ini digunakan sebagai kandang Inter dan AC Milan.
Memasuki tahun 1950-an, karena dianggap terlalu kecil kapasitasnya, maka dilakukanlah renovasi. Diarsiteki Ronca dan Calzolari, San Siro ditambah satu tiang pancang. Pada 1955 renovasinya selesai dengan kapasitas bertambah menjadi 55.000 tempat duduk.
Sampai akhirnya, tepat pada 23 Agustus 1980, bertepatan dengan ulang tahun ke-60 Giuseppe Meazza-penyerang legendaris yang membawa Italia menjuarai Piala Dunia 1934 dan 1938, pemerintah kota Milan menetapkan Giuseppe Meazza sebagai nama lain San Siro. Tapi suporter AC Milan lebih suka tetap menggunakan San Siro untuk menyebut nama stadion ini, dengan alasan Giuseppe Meazza lebih identik sebagai ikon Inter (bermain antara 1927-40 dan 1946-47) walaupun pernah bermain di AC Milan selama dua tahun (1940-42). Sebaliknya Inter menggunakan nama Giuseppe Meazza untuk menyebut markasnya sampai sekarang. Ya, ini masalah identitas dan kefanatikan.
Untuk menghadapi Piala Dunia 1990 dimana Italia menjadi tuan rumah, Stadion Giuseppe Meazza direnovasi kembali. Perubahan menonjol ada pada penambahan tribun tertutup. Semula cuma dua bertambah menjadi tiga. Jumlah kursi pun menjadi 82.000. Paling besar di Italia saat itu.
Setelah dilakukan beberapa renovasi, kini stadion yang terletak di timur Kota Milan, tepatnya di daerah bernama Ovest di distrik San Siro ini menjadi salah satu yang termegah di Italia. Bahkan termasuk satu dari sepuluh stadion terbaik di dunia versi The Times tahun 2009. Beberapa kali menjadi tempat pertandingan penting kompetisi Eropa, kapasitas terkini Stadion Giuseppe Meazza mencapai 82.955 penonton.
Selain sebagai tempat pertandingan, stadion ini juga menjadi tujuan wisata. Disana dibuka museum yang menyimpan memorabilia bersejarah milik Inter dan Milan, serta toko merchandise yang menjual segala macam barang dan pernak-pernik dari kedua klub tersebut.
Walau bermarkas di kota yang sama, Inter dan Milan sama-sama masuk kategori klub yang paling banyak tifosi-nya di Italia. Stadion Giuseppe Meazza selalu penuh Interisti dan Milanisti tiap kali menggelar pertandingan kedua klub tersebut. Apalagi bila yang digelar adalah pertandingan derby Milano itu sendiri.
Curva Nord adalah tribun khusus Interisti yang terletak dibagian utara stadion. Jika yang bertanding kandang adalah Milan, maka tribun ini akan dipakai oleh tim tamu. Sementara suporter Milan menempati Curva Sud, tribun bagian selatan. Sebaliknya jika yang bertanding kandang adalah Inter, maka tribun ini akan dipakai oleh tim tamu. Baru jika yang bertanding adalah keduanya, maka pendukung Inter dan Milan menempati tribun kekuasaan mereka masing-masing sambil saling adu nyanyian dan dukungan. Juga adu kreativitas dengan saling membentang spanduk dan unjuk koreografi yang menarik.