Curhatan Interista Cilik
Jangan jadi Interisti.. itu berat, kamu tidak akan sanggup, biar aku saja.. hee.
Jadi
Interisti itu menguji iman sampai dimana kecintaan dan kesetiaanmu
kepada klub biru hitam. Interisti itu sudah terbiasa di "PHP"in oleh
performa tim kesayangannya yang naik turun. Ada kalanya main bagus, tapi
di lain hari bisa main buruk. Jadi calon juara dengan memuncaki
klasemen di paruh musim pertama, tapi jeblok di paruh berikutnya yang
memusnahkan harapan di akhir musim. Tapi sekali lagi, Interisti sudah
terbiasa begini dan diginiin.
So,
yang baru mau jadi penggemar n lagi milih-milih klub sepakbola Eropa
mana gitu yang bagus, atau mau jadi fans abal-abal "pemburu glory"
berpindah tim mana saja yang penting juara, mendingan saya saranin
jangan pilih Inter Milan. Sekali lagi itu berat, kamu tidak akan
sanggup. Dan memang tak ada tempat buat fans munafik kayak gitu. Kalo kamu mau jadi
tifosi yang pengen lihat klub yang juara terus tiap musim, silahkan pilih misalnya Real Madrid atau Barcelona di Liga Spanyol, atau mungkin klub mafia Juventus..siapa tahu kamu berminat, haha.
Tahun 2012, sempat muncul berita haru yang pasti menghenyakkan siapa pun penggemar I Nerazzurri di seluruh dunia. Saat partai Serie-A antara Inter versus Bologna berlangsung di Giuseppe Meazza (17 Februari), seorang bocah 9 tahun berdiri di tribun sambil membentangkan sebuah spanduk yang bertuliskan:. "Bisakah
kalian menang? Kalau tidak, aku akan jadi bahan olokan di sekolah. Terima
kasih. Filippo."
Deg, klub pun tertohok. Karena jelas pesan yang tulus ini mewakili perasaan semua Interisti di seluruh dunia yang ingin kembali melihat klubnya berjaya seperti terakhir tahun 2010 era Jose Mourinho.
Diketahui bocah itu bernama Filippo. Dan sayangnya, Inter gagal memenuhi harapan Filippo karena I Nerazzurri justru takluk 0-3 dari Bologna di Giuseppe Meazza untuk pertama kalinya sejak 1998. Itu juga kekalahan Inter yang ketiga secara beruntun tanpa bisa mencetak gol di Serie A.
Diketahui bocah itu bernama Filippo. Dan sayangnya, Inter gagal memenuhi harapan Filippo karena I Nerazzurri justru takluk 0-3 dari Bologna di Giuseppe Meazza untuk pertama kalinya sejak 1998. Itu juga kekalahan Inter yang ketiga secara beruntun tanpa bisa mencetak gol di Serie A.
Namun,
Filippo tampaknya tidak bersedih lama dengan kekalahan tersebut. Pasalnya, Inter
langsung mengutarakan permintaan maaf kepada fans ciliknya itu.
Bentuk
permintaan maaf Inter kepada Filippo adalah mengajak fans cilik tersebut
mengunjungi tempat latihan La Beneamata di Pinetina. Filippo juga bertemu
dengan kapten Inter, Javier Zanetti, dan mendapatkan kaos dari bek asal
Argentina itu lengkap dengan tanda tangan.
“Ide
dari spanduk itu muncul karena saya melihat Inter kalah di beberapa
pertandingan, dan saat ayah menyarankan untuk menonton Inter versus Bologna,
saya bilang bahwa kalau kita kalah, saya akan diejek di sekolah,” ujar Filippo
seperti dilansir situs resmi Inter.
“Saya
diberi kaos dengan tanda tangan Zanetti dan saya berjabat tangan dengan
Ranieri. Senang bisa melihat latihan tim dari pinggir lapangan,” sambung
Filippo yang mengunjungi Pinetina bersama keluarganya.
Filippo
menegaskan dirinya senang dengan hadiah yang diberikan Inter. Meski sering jadi
bahan ejekan di sekolahnya menyusul penampilan Inter yang menurun, Filippo
mengatakan tidak akan berpindah ke lain hati.
“Saya
harap mereka (Inter) segera mulai menang, karena saya tak akan mengubah tim
saya. Saya harap spanduk yang saya tunjukkan dalam pertandingan melawan Bologna
adalah yang terakhir. saya tak ingin membawa tulisan seperti itu lagi,” paparnya.
Inter
memang tak dapat mengobati kekecewaan Filippo dan para Interisti lainnya. Di akhir musim mereka duduk pada posisi 6 klasemen. Entah apa kabar Filippo sekarang, mungkin sekarang ia sudah remaja ABG.
Well, spanduk Filippo memang mewakili curahan hati seluruh Interisti di seluruh dunia. Jelas kita merasa jengah dengan prestasi Inter yang terus menukik setelah meraih gelar terakhir Piala Italia 2011. Seiring Massimo Moratti yang tak lagi jor-joran mengeluarkan uangnya, kita seperti "membiarkan" Juve yang pernah jadi pesakitan akibat Skandal Calciopoli kembali berkuasa. Tapi sudahlah, mungkin dunia sedang berputar, dan sekarang giliran kita lagi dibawah, hee.
Setidaknya kita masih berbangga karena La Beneamata masih menjadi satu-satunya tim sampai sekaranng yang meraih treble winner di Italia, juga tim istimewa yang belum pernah terdegrasi dari Serie-A. Semestinya kita masih bersyukur pernah menjadi juara liga di era milenium ini. Bandingkan dengan Liverpool yang sudah puasa gelar liga 28 tahun lamanya! The Reds yang tadinya penguasa Inggris kini prestasinya dikalahkan sang bebuyutan Manchester United. Atau bandingkan lagi dengan tim-tim semacam AS Roma, Napoli, atau Lazio yang terus berdoa mengharapkan keajaiban juara di akhir musim.
Inter pernah puasa lama gelar liga sampai 17 tahun lamanya. Jadi kita sudah terbiasa kayak sekarang. Tidak penting sejak kapan anda jadi Interisti, tapi sampai kapan anda jadi Interisti. Karena Interisti adalah orang yang setia dan berani. Bukan fans yang sembunyi malu dari dunia ketika timnya jadi terdakwa dan dihukum degradasi paksa, lalu muncul kembali ngaku tifosi dan berkoar-koar setelah timnya berjaya.. hee. Dua kata: Forza Inter!
(sumber: Bola.net, VIVA.co.id, dll)
Well, spanduk Filippo memang mewakili curahan hati seluruh Interisti di seluruh dunia. Jelas kita merasa jengah dengan prestasi Inter yang terus menukik setelah meraih gelar terakhir Piala Italia 2011. Seiring Massimo Moratti yang tak lagi jor-joran mengeluarkan uangnya, kita seperti "membiarkan" Juve yang pernah jadi pesakitan akibat Skandal Calciopoli kembali berkuasa. Tapi sudahlah, mungkin dunia sedang berputar, dan sekarang giliran kita lagi dibawah, hee.
Setidaknya kita masih berbangga karena La Beneamata masih menjadi satu-satunya tim sampai sekaranng yang meraih treble winner di Italia, juga tim istimewa yang belum pernah terdegrasi dari Serie-A. Semestinya kita masih bersyukur pernah menjadi juara liga di era milenium ini. Bandingkan dengan Liverpool yang sudah puasa gelar liga 28 tahun lamanya! The Reds yang tadinya penguasa Inggris kini prestasinya dikalahkan sang bebuyutan Manchester United. Atau bandingkan lagi dengan tim-tim semacam AS Roma, Napoli, atau Lazio yang terus berdoa mengharapkan keajaiban juara di akhir musim.
Inter pernah puasa lama gelar liga sampai 17 tahun lamanya. Jadi kita sudah terbiasa kayak sekarang. Tidak penting sejak kapan anda jadi Interisti, tapi sampai kapan anda jadi Interisti. Karena Interisti adalah orang yang setia dan berani. Bukan fans yang sembunyi malu dari dunia ketika timnya jadi terdakwa dan dihukum degradasi paksa, lalu muncul kembali ngaku tifosi dan berkoar-koar setelah timnya berjaya.. hee. Dua kata: Forza Inter!
(sumber: Bola.net, VIVA.co.id, dll)