Fans Inter Milan: Gianni Infantino, Pengaruh Sang Ayah
Orang terkenal selanjutnya yang menjadi pendukung Inter Milan adalah Gianni Infantino. Bukan sosok sembarangan tentunya, karena ia merupakan orang nomor satu di badan tertinggi sepakbola dunia, FIFA. Infantino menjabat presiden FIFA untuk periode 2016-2019
Sebelum terpilih memimpin FIFA melalui
Kongres Luar Biasa (KLB) FIFA yang berlangsung di Zurich, Swiss, 26 Februari 2016, nama Infantino mungkin masih asing di telinga sebagian publik. Maklum, pria berusia 48 tahun itu memang jarang muncul dalam
pemberitaan. Namun, ia bukan orang baru dalam mengurus sepakbola.
Berbakal gelar Sarjana Hukum dari Universitas Fribourg, karir Infantino dimulai dengan bekerja
sebagai pengacara juga sekretaris jenderal International Centre for Sport Studies (CIES) di
Universitas Neuchatel. Perkenalannya pada dunia sepakbola terjadi saat ia menjadi penasihat untuk federasi sepakbola
Italia, Spanyol, dan Swiss. Infantino kemudian bergabung ke federasi sepakbola Eropa, UEFA pada Agustus 2000 untuk
mengurusi masalah hukum dalam sepak bola, komersial dan profesional. Empat tahun kemudian, dia diangkat sebagai
diangkat Direktur Divisi Perizinan Bidang Hukum dan Klub UEFA. Selama
memangku jabatan itu, Infantino juga memimpin pekerjaan UEFA dalam membina
hubungan dekat dengan Uni Eropa, Dewan Eropa, dan otoritas pemerintah.
Berkat
kinerjanya yang memuaskan, UEFA akhirnya menunjuk Infantino untuk menjabat
deputi sekretaris jenderal pada 2007, dan kemudian diangkat sebagai sekjen pada
2009.Selama
menjabat posisi tersebut, pria yang fasih berbicara dalam
lima bahasa (Italia, Prancis, Jerman, Inggris, Spanyol, dan Swiss) itu terbukti sukses melahirkan sejumlah
terobosan-terobosan di berbagai kompetisi UEFA, dan digunakan hingga saat ini. Salah
satunya adalah kebijakan Financial Fair Play yang bertujuan agar klub memiliki
neraca keuangan yang sehat. Infantino juga menjadi otak di balik terobosan UEFA
yang menambah jumlah kontestan Piala Eropa 2016 menjadi 24 tim (sebelumnya 16).
Terakhir, ia turut mengkonsep ide UEFA untuk menggelar Piala Eropa 2020 di 13
negara Eropa.
Setelah terpilih sebagai presiden FIFA menggantikan Sepp Blatter yang telah lama berkuasa, Infantino dihadapkan pada tugas berat. Ya, federasi sepakbola dunia itu tengah kacau dan mendapat sorotan tajam internasional akibat skandal korupsi dan suap yang dilakukan Blatter dan para petinggi lainnya. Namun perlahan Infantino berhasil memimpin, salah satunya terbukti Piala Dunia 2018 di Rusia yang sempat diliputi banyak keraguan akhirnya sukses terlaksana.
Gianni
Infantino lahir pada 23 Maret 1970 di Brig, sebuah distrik di kawasan Valais,
Swiss. Meski lahir di Swiss, namun pria
yang kerap didapuk sebagai host pengundian Liga Champions ini tidak tulen orang Swiss. Infantino
memiliki darah Italia, khususnya dari kawasan Calabria dan Lombardi.
Lazimnya orang Italia pada umumnya yang fanatik sepakbola, begitu pun Infantino yang ternyata seorang penggemar I Nerazurri. Infantino
pun bercerita bahwa dia menyukai Inter Milan karena pengaruh sang ayah yang juga
Interista.
"Ya,
saya selalu menjadi seorang Interista, bayangan itu-lah yang melekat sewaktu
kecil," kata Infantino.
Infantino
bertutur bahwa, saking cintanya dengan Inter, ayahnya selalu menyaksikan tim
kesayangannya saat berlaga di final Liga Champions pada era 1960-an.
"Dia
membawa saya untuk menyaksikan mereka saat saya kecil. Saya pun ketagihan
setelah saya datang ke San Siro,"ujar Infantino.
Saat posisi pelatih Inter asal Belanda, Frank de Boer digantikan Stefano Pioli pada November 2016, Infantino memberikan pandangannya secara bijak dan objektif mengenai Inter yang sedang diterpa krisis gelar. Terakhir, tim berjuluk La Beneamata
itu meraih gelar yakni Copa Italia pada 2010-2011.
"Untuk
Inter, ini adalah masa transisi tetapi fans terbiasa ini. Kami banyak menderita
dalam beberapa musim terakhir tetapi hal ini yang membuat mereka merasakan hal
manis pada akhirnya," tutur Infantino."Saya berharap Pioli sebagai pelatih anyar meraih hal terbaik dalam pekerjaan barunya. Namun sebagai presiden FIFA, saya harus tetap berimbang," ujarnya.
Great man!
(sumber: Kompas.com, Medcom.id, Juara.net, dll)