Internazionale Story: Musim 1928-1929
Paham politik fasisme pada masa itu yang dikumandangkan Benito Mussolini turut mempengaruhi segala bidang di Italia, termasuk sepakbola. Rezim fasis tak menyukai terlalu banyak tim di satu kota. Akibatnya dua klub di kota Milan, FC Internazionale dan Unione Sportiva Milanese (Milan AS) dipaksa bergabung membentuk satu klub baru. Nama Internazionale sendiri tidak disukai karena tidak sesuai dengan semangat fasisme, dan bukan nama khas negeri pizza. Jadilah klub hasil merger tersebut bernama Societa Sportiva Ambrosiana, untuk menghormati orang suci pelindung kota Milan. Tak ada lagi warna khas biru hitam, yang ada kostum pun berganti menjadi warna putih dengan salib besar berwarna merah di dada yang terinspirasi dari lambang kota.
Oleh kaum fasis, musim 1928-29 pun turut mengalami perubahan sistem kompetisi. Divisione Nazionale dibagi menjadi 2 grup, yakni Grup A dan Grup B yang masing-masing didalamnya terdapat 16 peserta. SS Ambrosiana berada di Grup B, tapi hanya menduduki posisi 6 klasemen dengan 35 poin (16 menang, 3 seri, dan 11 kalah). Namun musim ini, striker muda berusia 19 tahun bernama Giuseppe Meazza mulai menunjukkan tajinya ditahun kedua dengan mencetak 33 gol untuk timnya, Ambrosiana.
Dibabak final, Torino sebagai juara Grup A dan Bologna sebagai juara Grup B saling berhadapan kandang dan tandang. Hasilnya, Bologna berhasil menang dengan agregrat 3-2 atas Torino yang menjadikan gelar ke-2 bagi mereka.
(sumber: Wikipedia, Worldfotball.net, dll)