Internazionale Story: Musim 1929-1930 Scudetto Ke-3
Aneh tapi nyata. Sang Ular lagi-lagi membutuhkan waktu sepuluh tahun untuk menjadi juara. Klub yang tadinya bernama Societa Sportiva (SS) Ambrosiana, oleh petinggi klub diubah lagi menjadi Associazione Sportiva (AS) Ambrosiana pada tahun 1929, untuk menyesuaikan diri dengan kepemimpinan Mussolini. Dibangku cadangan hadir kembali pelatih Arpad Weisz, yang setahun sebelumnya di Bari, menggantikan Jozsef Viola. Sementara Oresto Simonotti menjadi presiden klub terpilih melunasi hutang yang ditinggalkan manajemen presiden sebelumnya, Ernesto Torrusio. Adapun seragam putih bersalib merah hanya dipakai semusim, kembali ke warna kebesaran biru hitam.
Musim 1929-30 menjadi tonggak sejarah dimana liga sepakbola Italia edisi ke-30 berganti nama menjadi Serie-A. Sistem kompetisi berubah baru menggunakan formula grup tunggal atau lebih dikenal dengan format round-robin (turnamen all-play-all), dimana setiap klub peserta bertemu semua peserta tim lainnya secara bergantian.
Lawan tangguh I Nerazzurri adalah Genoa. Hingga pekan ke-31, Genoa masih berpeluang mengejar I Nerazzurri dengan selisih empat poin. Hal itu nyaris terjadi di pekan ke-32 tatkala keduanya saling bertemu. Namun aksi heroik striker muda Giuseppe Meazza memaksa skor akhir menjadi 3-3, sekaligus menyelamatkan jalur scudetto I Nerazzurri.
Akhirnya pada 29 Juni 1930, pekan ke-33, laju tim asuhan Arpad Weisz menuju Lo Scudetto tak tertahankan lagi usai membekuk Juventus 2-0 di kandang sendiri. Perbedaan empat poin di satu sisa membuat Genoa gigit jari. Walaupun Meazza dkk kalah di pekan akhir melawan Modena (0-2), namun tak berpengaruh karena selisih dua poin. I Nerazzurri menjadi juara Serie-A edisi perdana!
Makin lengkap karena Meazza menjadi top skor Liga Italia musim itu dengan mencetak 31 gol. Perfetto alias sempurna!
Giuseppe Meazza, sang pencetak gol terbanyak Serie-A 1929-30 |
(sumber: Wikipedia, Bolavaganza, Worldfootball.net)