Internazionale Story: Musim 1937-1938 Scudetto Ke-4





Setelah selama tujuh musim gelar scudetto secara beruntun hanya dikuasai dua klub, Juventus (5 kali), dan Bologna (2 kali); akhirnya Ambrosiana-Inter berhasil merebut juara Serie-A tahun ini. Persaingan kompetisi musim 1937-38 sungguhlah seru. Terjadi kejar-kejaran angka yang melibatkan banyak tim. 

Awalnya, Juventus diyakini bakal kembali mulus menjadi juara. Betapa tidak, pada pekan ke-26 Si Nyonya Tua masih kokoh di puncak klasemen dengan 37 poin. Ambrosiana 34, Genoa, 34, Milan 33, Bologna 33, Trestina 33, dan Roma 32.
Namun di pekan ke-27 terjadilah kehebohan, Juve kalah 0-2 dari Trestina. Sedangkan I Nerazzurri, walau dengan susah payah, berhasil mengatasi Atalanta 1-0. Selisih jadi tinggal satu poin. Juve 37, Ambrosiana 36, Milan 35, Bologna 35, Trestina 35, Genoa 34, dan Roma 34. Anehnya, pada pekan ke-28 berikutnya, partai yang melibatkan klub-klub tujuh besar klasemen tersebut kesemuanya berlangsung imbang, sehingga tidak mengubah posisi.
Nah, barulah pada pekan ke-29 Serie-A seru lagi, dan bikin publik Italia kembali terhenyak. Juve tiba-tiba kalah 0-1 dari klub tidak populer, Liguria. Sementara Meazza dkk meroket usai menghentikan perlawanan Roma 1-0. Posisi kini berbalik. Ambrosiana 39, Juve 38, sementara Milan, Genoa, dan Bologna juga menguntit dengan angka 37.
Sudah tentu, pekan terakhir, 24 April 1938, menjadi final penentuan. I Nerazzurri ke Bari, Juve temui Milan, Genoa menjamu Roma, dan Bologna melawan Livorno. Hasilnya? Bari-Ambrosiana 0-2, Milan-Juve 1-1, Genoa-Roma 1-1, dan Livorno-Bologna 3-2. Scudetto pun sah menjadi milik pasukan Biru Hitam-nya Armando Castellazzi, yang menasbihkan pria itu menjadi pelatih termuda yang menjuarai Serie-A dalam usia 33 tahun. Bertambah indah, karena Giuseppe Meazza kembali meraih pencetak gol terbanyak liga (20 gol).


Di kompetisi lain, I Nerazzurri hanya sampai semifinal Piala Italia (kalah 0-2 dari Juve), dan perempat final Piala Eropa Tengah (kalah agregat 10-3 dari Slavia Praha). Yang jadi sorotan, kekalahan 0-9 dari tim asal Cekoslowakia pada laga pertama menjadi selisih gol terbesar yang diderita Ambrosiana.


(sumber: Wikipedia, Bolavaganza, Worldfootball.net)

Postingan Populer